Membentuk manusia menjadi insan intelektual yang penuh kebajikan
Halo Sobat Buddhi!
Gimana kabarnya hari ini? Semoga tetap semangat dan ceria ya! Tak terasa, kita sudah sampai di hari ketiga pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SMA Perguruan Buddhi.
Pada MPLS hari ketiga ini, pagi hari diawali dengan sarapan bersama. Para peserta menerima materi pertama yaitu Pengenalan Pramuka yang dibawakan oleh Sir Arfian Agus Prabowo, S.Pd. Peserta diperkenalkan dengan dasar-dasar kepramukaan, bagaimana cara memberi salam pada guru saat memulai dan mengakhiri pelajaran. Peserta juga dibimbing untuk melakukan laporan dengan lantang sebagai bentuk kedisiplinan, yang berbunyi:
“Kami peserta MPLS SMA Perguruan Buddhi tahun ajaran 2025 siap mengikuti materi pengenalan Pramuka.”
Selain itu, Sir Arfian juga menjelaskan bahwa sekolah wajib mengadakan ekstrakurikuler Pramuka wajib dalam penyelenggaraan kurikulum merdeka. Tidak lupa juga Sir Arfian menegaskan bahwa seragam Pramuka wajib dikenakan dengan atribut lengkap, seperti papan nama, lambang kota dan provinsi, kaos kaki hitam dan sepatu hitam, serta celana/rok coklat tua. Di masa mendatang, peserta akan mengikuti kegiatan Perjusa, dan seluruh siswa kelas 10 wajib mengikuti Latihan Dasar Kepemimpinan (LDK). Sir Arfian menyampaikan sebuah pesan saat mengakhiri materinya yaitu “Aplikasikan Dasa Darma dalam kehidupan sehari-hari.”
Usai mendapat materi mengenai Pramuka, kegiatan dilanjutkan dengan materi bernuansa reflektif yang bertema Pembinaan Mental, Agama, dan Nilai Kehidupan Bersama oleh Romo Rudy Arijanto, S.Kom., M.Kom. Beliau mengatakan bahwa karakter yang baik adalah kunci keberhasilan seseorang. Romo Rudy bahkan mencontohkan kisah inspiratif tentang seorang
karyawan yang diterima bekerja karena kebiasaannya membuang sampah pada tempatnya, hal sederhana yang mencerminkan kedisiplinan dan kepedulian terhadap lingkungan. Dari hal kecil, bisa tumbuh kepercayaan besar.
Tujuan dari sesi ini adalah membantu para siswa memahami pentingnya memiliki mental yang sehat, karakter yang kuat, dan mampu hidup berdampingan secara harmonis di tengah masyarakat Ketika seseorang merasa sejahtera dan mampu menyadari potensinya.
Ciri-ciri seseorang dengan mental yang sehat antara lain:
Sebaliknya, mental yang kurang sehat bisa terlihat dari sikap seperti mudah putus asa, sulit bersosialisasi, melakukan hal-hal negatif, merasa tidak punya harapan, hingga malas menjalankan ibadah. Lingkungan sekitar juga memengaruhi kesehatan mental, maka penting bagi kita untuk menciptakan suasana yang positif, suportif, dan saling membangun.
Untuk merealisasikan kedisiplinan sobat Buddhi, peserta mendapat pemaparan tentang tata tertib sekolah dari Miss Ridza Allolayuk, S.Pd.Kim. Beberapa poin penting yang disampaikan Miss Ridza antara lain:
1. Siswa harus sudah hadir di sekolah sebelum pukul 06.40 WIB. Jika terlambat, siswa akan diarahkan ke ruang perpustakaan untuk mengerjakan tugas;
2. Jika nilai tugas di bawah 80, siswa belum diperbolehkan masuk kelas.
3. Apabila terlambat tiga kali, orang tua siswa akan dipanggil pihak sekolah.
Selain itu, Miss Ridza menjelaskan aturan penggunaan seragam dari hari Senin sampai Jumat, termasuk peraturan seputar rambut, penegasan larangan penggunaan anting bagi siswa, serta ketentuan panjang rok yang semestinya menutupi lutut dan kaos kaki yang sesuai aturan.
Ko Piether menceritakan pengalamannya aktif di berbagai kegiatan seperti menjadi MC, sambil mempertahankan prestasi akademik dengan rata-rata nilai 92,13 dan persiapannya mengikuti UTBK memakan 213 hari. Ia membagikan tips belajar efektif, seperti fokus pada cara belajar yang efektif, menggunakan metode Pomodoro (25 menit belajar, 5 menit istirahat) lalu membuat catatan soal beserta cara penyelesaiannya, utamakan mata pelajaran yang diminati, serta menjaga pola tidur dan menghindari begadang. Ko Piether berpesan bahwa tidur itu penting dalam belajar.
Ko Gerard, sebagai siswa yang pernah menjabat sebagai ketua OSIS merekomendasikan untuk mengikuti kegiatan non-akademik untuk mengembangkan potensi dan menentukan arah hidup, Ko Gerard tidak terlalu ambisius saat SMA namun dia tetap berfokus pada satu mata pelajaran untuk mengejar materi olimpiade.
Ko Gerard mengajak peserta melakukan refleksi diri dengan pertanyaan seperti “Apa tujuan saya di SMA?” “Mengapa memilih SMA, bukan SMK?” dan “Sejauh mana perkembangan saya?” Ko Gerard menutup dengan motivasi, “Sing penting konsisten, ketika kita jadi 1% lebih baik hari ini itu akan membawa perubahan yang lebih baik atau berbeda banget.”
Dalam sesi tanya jawab, berbagai pertanyaan menarik muncul, mulai dari, “bagaimana cara belajar untuk masuk PTN tanpa burnout?”
Keduanya menjawab secara kompak, “set target” target orang lain akan berbeda dengan diri kita. Untuk menghindari burnout, pilih satu hal yang kita suka sebagai apresiasi diri dan motivasi belajar.Isi liburan dengan beraktivitas bersama teman dan have fun.
Lalu bagaimana jika sudah belajar mati-matian tapi nilai tetap jelek? Jangan menyerah untuk belajar! Cari metode belajar yang cocok, punya jadwal realistis tanpa membebani diri sendiri. Tiap mata pelajaran akan memiliki penggayaan berbeda dalam cara memahami materi. Untuk mata pelajaran yang memiliki hitungan, simak pelajaran dalam kelas dan perhatikan dengan sungguh-sungguh bagaimana cara guru menguraikan jawabannya.
Kesehatan Remaja & Isu Perkawinan Anak, materi ini disampaikan oleh dr. Lisne dan membahas tiga aspek penting dalam kesehatan remaja: fisik, mental, dan reproduksi.
Pertama, kesehatan fisik remaja sangat dipengaruhi oleh asupan gizi, terutama karena masa remaja adalah masa pertumbuhan yang pesat.
Kedua, kesehatan mental juga krusial. Remaja rentan mengalami depresi, gangguan kecemasan, stres, hingga trauma. Maka dari itu, penting banget untuk punya sistem dukungan yang tepat.
Ketiga, dari sisi kesehatan reproduksi, masa pubertas menandai perubahan fungsi reproduksi yang disertai perubahan fisik (seperti tumbuhnya rambut halus, perubahan suara, dll.) serta perubahan hormonal, misalnya meningkatnya kadar testosteron dan estrogen.
Untuk mencegah dan menangani masalah kesehatan ini, dr. Lisne memberikan beberapa saran, seperti:
Hal terakhir dibahas yang oleh dr. Lisne terkait fasilitas kesehatan di sekolah, menurutnya Klinik Pratama Buddhi sudah cukup memadai. Klinik ini mampu menangani keadaan darurat seperti serangan jantung atau asma, tentu sesuai dengan kapasitas klinik sekolah. Klinik Pratama Buddhi adalah layanan kesehatan yang diandalkan di lingkungan Sekolah Perguruan Buddhi!
Sebagai penutup MPLS hari ketiga ini, Miss. Dian mengajak peserta menuliskan harapan dan komitmen mereka saat duduk di bangku SMA pada sticky note yang kemudian ditempel sebagai daun pada mading sekolah yang sudah dihias sebagai pohon harapan.
__________________________________________________________________
MPLS SMA Perguruan Buddhi udah di hari keempat aja nih. Kira-kira ada kegiatan seru apa saja hari ini? Yuk, kita simak bersama!
Seperti biasa, kegiatan diawali dengan sarapan bersama. Setelah itu para peserta menerima materi bertema “Motivasi Pembelajaran di Era Digital” oleh Bapak Edy Kurniawan, S.E., M.M. Menurut salah satu peserta MPLS, pengertian belajar adalah proses mempelajari ilmu yang baru dan belum diketahui. Pak Edy menambahkan bahwa “Proses belajar tidak ada yang instan, proses belajar perlu ada perjuangan, dalam berjuang harus ada keberanian, orang-orang sukses adalah orang-orang yang berani bersikap.”
Beliau juga membagikan kutipan inspiratif:
“Proses belajar adalah katakan pada saya dan saya lupa, perhatikan pada saya dan saya ingat, libatkan pada saya dan saya mengerti.”
Artinya proses belajar melibatkan diri secara langsung akan membuat kita lebih memahami dan mampu berpikir kritis, serta tidak mudah terpengaruh. Beliau juga mengingatkan bahwa mimpi tidak hanya untuk digantungkan setinggi langit, tetapi harus ditanam dalam hati dan diwujudkan melalui tindakan. Mensyukuri perjuangan itu penting, karena tanpa target atau angan-angan, kita tidak akan punya semangat. Semangat muncul dari impian yang ingin kita capai, tetapi impian harus jelas dan terukur. Bermimpi itu tidak salah, karena mimpi membuat kita mempunyai semangat dan arah hidup. “Motivasi yang paling abadi adalah motivasi yang tumbuh dari diri sendiri, kepribadian adalah sesuatu hal yang paling utama.”
Materi selanjutnya dibawakan oleh Bapak Drs. Setia Budi yang akan membahas mengenai kedisiplinan. Menurutnya, kedisiplinan dalam segala hal akan membawa hasil belajar yang maksimal. Dengan disiplin, berarti kita sudah belajar bermasyarakat. Karena dalam bermasyarakat, tata masyarakat dimulai dari kedisiplinan. Aktualisasi pribadi menurutnya adalah beribadah. Saat ini modernisasi pendidikan dan sosial menekan semua orang, contohnya seperti target belajar yang tinggi yang akan membuat orang depresi dan tertekan. Maka dibutuhkanlah ketenangan jiwa dengan cara beribadah. Ia juga menekankan untuk menghormati orang tua, guru, dan warga sekolah. Serta membudayakan sikap anjali di lingkungan sekolah Perguruan Buddhi. Pada akhir sesi, Sir Budi menayangkan film motivasi tentang penggunaan gadget terhadap proses belajar siswa.
Nah kali ini para peserta MPLS ikut Peraturan Baris Berbaris (PBB) yang dibimbing langsung oleh anggota ekstrakurikuler Paskibra SMA Perguruan Buddhi. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan kedisiplinan, meningkatkan kebersamaan, dan membentuk sikap serta karakter yang tegap dan tangguh. Setelah itu mereka juga menyaksikan penampilan seru dari berbagai ekstrakurikuler, seperti futsal, basket, paskibra, band, dan masih banyak lagi yang pastinya keren-keren banget!
Setelah beristirahat sejenak, materi berikutnya disampaikan oleh Miss Yulianti, S.Pd. yang membahas “Memperkuat Rasa Nasionalisme Melalui Kegiatan PBB.” Beliau menyebutkan beberapa contoh dari sikap nasionalisme sebagai pelajar, seperti: belajar dengan sungguh-sungguh, menaati aturan, mengikuti upacara dengan khidmat, menghargai perbedaan, aktif dalam ekstrakurikuler, serta berperilaku sesuai nilai-nilai Pancasila.
Lalu apa hubungan PBB dengan nasionalisme? Dalam kegiatan PBB, kalian dilatih untuk disiplin, menghargai pemimpin, menaati perintah, dan bekerja sama. Hal tersebut dapat menumbuhkan rasa persatuan dan nasionalisme. Peraturan Baris-Berbaris sangat penting untuk melawan mental instan, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan fisik dan mental generasi muda. Penyampaian materi diakhiri dengan pemutaran video mengenai rangkaian kegiatan ekstrakurikuler paskibra.
Sebagai penutup hari, setiap kelompok menampilkan yel-yel kreatif mereka. Seru banget!
Sampai jumpa di kegiatan MPLS selanjutnya, Sobat Buddhi!
Ditulis oleh Jacqueline Kevina Wijaya Cen dan Padma Ratna
Komentar (0)