Memanfaatkan Konten Digital untuk Melestarikan Bahasa Daerah
Halo sobat Buddhi! Namo Buddhaya.
Pada tanggal 31 Juli 2024, siswa/i SMA Perguruan Buddhi mengikuti pelatihan konten digital yang diselenggarakan oleh Kantor Bahasa Provinsi Banten, Kemendikbudristek (Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi). Kegiatan ini dilakukan dalam rangka pembinaan literasi generasi muda dengan tema “Pembinaan Krida Duta Bahasa bagi Aktivitas Sekolah Menengah Atas Penggerak Literasi”. Sebelum dimulainya kegiatan tersebut, para peserta diwajibkan untuk absensi dan dibagikan kudapan (snack) serta alat tulis. Para peserta dipanggil dengan sebutan “Rencang Bahase”. Lalu, Kak Lilis Siti Nurhajah selaku moderator memberikan arahan kepada Rencang Bahase untuk mengerjakan pra-test melalui google formulir selama 10 menit dan tentunya tidak lupa menyanyikan lagu wajib Indonesia Raya.
Kegiatan ini diawali oleh Bpk. Dody Kristianto selaku Koordinator Kantor Bahasa Provinsi Banten yang memberikan penjelasan tentang krida dan pembekalan. Krida merupakan aktivitas pembinaan untuk generasi muda. Materi yang disajikan tentang kebudayaan daerah dan pembuatan konten. Dengan adanya pembuatan konten digital dan disebarluaskan di internet, generasi muda dapat mengetahui kebudayaan daerah yang masih kental di Kota Tangerang, seperti kebudayaan Cina Benteng (Ciben). Kegiatan pembekalan ini bertujuan untuk melestarikan budaya daerah. Selanjutnya adalah sambutan kedua dari Bpk. Asep Juanda, S. Ag., M. Hum. selaku Bapak Kepala Kantor Bahasa Provinsi Banten. Berdasarkan data pada tahun 2019, terdapat 5 bahasa daerah di wilayah Banten :
1. Bahasa Melayu Betawi
2. Bahasa Sunda Banten
3. Bahasa Jawa Banten
4. Bahasa Cina Benteng
5. Bahasa Lampung Cikoneng
Beliau meminta para peserta untuk membuat konten terkait tentang bahasa tersebut yang menarik dan sesuai dengan budi pekerti. Kemudian, beliau membuka kegiatan tersebut secara resmi dengan berkata, “Dengan Ridho Allah dan Tuhan YME, marilah kita buka krida bahasa ini”. Sambutan ketiga yaitu oleh Ibu Ir. Retno Widyastuti, M.M selaku kepala sekolah SMA Perguruan Buddhi. Beliau berharap siswa/i SMA Perguruan Buddhi dapat mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan sangat baik dan berpesan agar kegiatan ini dapat terus berlanjut dan tersambung dengan kegiatan pembelajaran serta dapat melestarikan bahasa daerah.
Acaranya selanjutnya dimoderatori oleh Kak Akmal, yang mengatakan bahwa bahasa daerah bukan hanya tentang bahasa saja, tetapi bahasa daerah pun mengajarkan juga tata krama. Kemudian, Kak Akmal mempersilakan Bpk. Asep Juanda untuk memberikan kata pembukaan materi. Bpk. Asep Juanda menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara yang memiliki bahasa daerah kedua terbanyak di dunia setelah Papua Nugini karena memiliki 718 bahasa daerah. Keberagaman bahasa daerah pernah menyebabkan bangsa Indonesia sulit bersatu, sehingga terbentuklah bahasa persatuan, yaitu bahasa Indonesia yang ditetapkan dalam Sumpah Pemuda 1928 dan diresmikan pada 18 Agustus 1945. Meskipun bahasa Indonesia diprioritaskan, tetapi upaya pelestarian bahasa daerah tetap dilakukan oleh Kemendikbudristek dan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa sesuai dengan pasal 32 Ayat 2 UUD 1945. Badan ini berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk memasyarakatkan bahasa Indonesia dan melestarikan bahasa daerah melalui Balai Bahasa dan Kantor Bahasa di setiap Provinsi dengan beberapa langkah-langkah sebagai berikut :
1. Melakukan pemetaan Mengetahui bahasa daerah di wilayah tersebut.
2. Diuji daya hidupnya Mengetahui apakah bahasanya masih aman atau tidak dengan dilihat melalui semua usia.
3. Revitalisasi Mengatasi penurunan bahasa daerah.
4. Konservasi Mendokumentasikan bahasa daerah yang punah. Penyebab punahnya bahasa daerah adalah tidak ada proses pewarisan dari generasi sebelumnya ke generasi baru, adanya migrasi yang besar-besaran, dan yang terakhir yaitu terjadinya bencana alam.
5. Melaporkan ke pusat Di pusat dibuatkan peta secara nasional. Jadi, akan terlihat ada bahasa daerah apa saja di setiap wilayah tersebut. Sebelum sesi ini ditutup, beliau mengingatkan generasi muda tentang Trigatra Bangun Bahasa, yaitu utamakan bahasa Indonesia, lestarikan bahasa daerah, dan kuasai bahasa asing.
Materi selanjutnya dipaparkan oleh Bpk. Firmansyah, S. Pd. yang bertemakan “Bahasa Daerah Betawi”. Beliau merupakan seorang guru dan pemerhati budaya Banten yang menjelaskan bahwa akulturasi bahasa terjadi karena disebabkan oleh adanya pernikahan silang yang melahirkan budaya baru. Suku Betawi sudah ada sejak abad ke-17 dan terbentuknya suku Betawi berasal dari pencampuran beberapa suku bangsa, yaitu Tiongkok, Portugis, dan Arab. Apa perbedaan bahasa Indonesia dan bahasa Betawi? Perbedaannya terletak pada pengucapan bunyi “a” menjadi “e”, misalnya kata “Apa” menjadi “Ape”. Lalu, apa budaya Cina yang dibawa ke Betawi? Budaya Cina yang dibawa ialah Gambang Kromong, sebuah kesenian Betawi yang memadukan alat-alat musik gendang dengan alat musik Tionghua, seperti Tehyan. Contoh lagu yang biasanya dibawakan adalah Tanjung Perak dan Dayung Sampan. Tak hanya di Betawi, di Kota Tangerang pun yang budaya Cina Bentengnya masih kental seringkali ada Gambang Kromong di acara-acara tertentu sebagai hiburan.
Selain itu, Kak Firman menjelaskan berbagai contoh bahasa Betawi dan membandingkan dengan bahasa Cina Benteng yang menggunakan dialek Betawi. Masyarakat Cina Benteng identik berbicara kata “jasa” yang berarti banget. Contoh penggunaannya adalah “Buset kuenya enak jasa ini”. Sebagai penutup, beliau juga menampilkan video tentang dialek bahasa Betawi yang dipengaruhi oleh budaya Jawa, logat Betawi asli Tangerang dan Gambang Kromong Tangerang. Materi kedua dimoderatori oleh Kak Neci. Pemaparan materi tentang cara membuat konten video yang dibawakan oleh Bpk. Arief Muarif Mulyadi, S.I.Kom. selaku dosen Universitas Gunadarma, dosen AKMRTV Jakarta serta tergabung dalam rumah produksi yaitu Basami Production. Kak Arief menjelaskan tentang apa itu konten video. Konten video merupakan gabungan antara gambar visual serta audio yang termuat di dalamnya. Konten video saat ini merupakan konten yang paling banyak diminati oleh masyarakat pengguna internet di seluruh penjuru dunia. Tidak hanya suara yang sekaligus bisa diterima oleh audiens, tetapi informasi dan pesan akan lebih mudah ditampilkan dengan gambar visual. Konten video juga bermacam-macam, ini beberapa jenis konten video :
1. Konten Hiburan Bisa dilihat bagaimana banyak orang yang mengisi waktu dengan bermain gadget dan mencari konten hiburan untuk menemani waktu bosannya.
2. Konten Informasi Konten informasi yang sering dicari oleh banyak orang adalah berita.
3. Konten Edukasi Konten edukasi adalah sebuah konten yang ditujukan untuk menyampaikan informasi yang khususnya berupa materi yang menambah pengetahuan.
Kak Arief juga menjelaskan bahwa ketika membuat konten, kita harus menghargai satu sama yang lain. Oleh karena itu, dibuatlah etika membuat konten yang berisi :
1. Harus Original
Footage video dan audio harus milik sendiri. Jika punya orang lain, minimal kita harus mempunyai izin secara tertulis atau setidaknya sertakan sumber video atau audionya.
2. Tidak Menyinggung SARA
Tidak merendahkan suku, agama, ras, dan golongan lain.
3. Tidak Menyebarkan HOAX
Seorang content creator harus memvalidasi informasinya melalui 5W+1H (What, Where, When, Who, Why, dan How) serta harus memahami literasi media.
Tahap selanjutnya, Kak Arief memberikan penjelasan tentang tata cara pembuatan video melalui aplikasi CapCut dan mengajak para Rencang Bahase untuk membagi kelompok pembuatan video yang akan dinilai dalam festival budaya. Dari 50 peserta dibagi menjadi sepuluh kelompok yang di dalamnyaa berisikan ketua, sekretaris, penulis naskah, videographer, editor, dan penata rias. Mereka pun berdiskusi mengenai video apa yang nantinya akan mereka buat. Akhir acara, mereka kembali merapikan ruangan yang digunakan agar tetap rapi dan bersih seperti semula. Doakan SMA Perguruan Buddhi dapat meraih kejuaraan ya teman-teman!
Ditulis oleh : Gisela Stephanie & Padma Ratna
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini