Menanam Nilai Dhamma dalam Diri Generasi Muda
Halo sobat Buddhi! Namo Buddhaya.
SMA Perguruan Buddhi menggelar kegiatan Hari Penghayatan Dhamma yang mengusung tema “Membentuk Generasi Muda Berperilaku Buddhis Sesuai Ajaran Buddha Dhamma” yang dilaksankan di Vihara Vipassana Graha Lembang, Bandung pada tanggal 7-8 November 2025. Kegiatan ini menjadi wadah bagi siswa-siswi untuk memperdalam pemahaman serta penghayatan nilai-nilai Buddhis dalam kehidupan sehari-hari.
Acara diawali dengan sambutan dari ketua panitia, Ibu Dian Nofita Sari, S.Pd., M.M., yang menyampaikan harapan agar seluruh peserta dapat mengikuti kegiatan dengan penuh semangat dan kesadaran. Sambutan berikutnya diberikan oleh Ibu Ir. Retno Widyastuti, M.M., yang menekankan pentingnya nilai dhamma dan moral sebagai landasan dalam perkembangan generasi muda.
Pembukaan program HPD SMA Perguruan Buddhi ditandai dengan pengalungan nametag kepada perwakilan siswa/i, Maureen dan Nicholas, diikuti oleh seluruh peserta sebagai simbol dimulainya kegiatan HPD secara resmi.

Materi pertama disampaikan oleh YM. Bhikkhu Suddhasilo Thera dengan topik “Mindfulness untuk Generasi Muda Buddhis.” Dalam ceramahnya, beliau mengingatkan bahwa mendengar dan memperhatikan adalah dua hal yang berbeda. Mendengar belum tentu memperhatikan, sedangkan memperhatikan berarti berusaha mengolah, meresapi, dan memahami ajaran Dhamma dengan sungguh-sungguh
Materi selanjutnya dibawakan oleh Eko Supeno mengenai Karma (Hukum Sebab dan Akibat). Ia menjelaskan bahwa karma adalah perbuatan yang dilakukan secara sadar dan memiliki konsekuensi. Ada tiga jenis karma: kusala (baik), akusala (buruk), dan abyakata (netral). Ia juga mengingatkan pentingnya empat kata sakti dalam hidup: bersyukur, terima kasih, tolong, dan maaf.
Setelah sesi materi, peserta menikmati makan malam bersama di Gedung Gajah Putih, dilanjutkan dengan doa dan kegiatan chanting serta pembacaan Paritta yang dipimpin oleh YM. Bhikkhu Sangha. Malam dilanjutkan dengan ice breaking “Tembak Dor” serta sesi refreshing berupa kuis seputar mindfulness yang dimenangkan oleh Sucitra dan Wija. Kegiatan ditutup dengan coffee break dan evaluasi malam hari oleh panitia.
Keesokan harinya, Sabtu 8 November, peserta mengikuti chanting dan meditasi pagi selama 30 menit di Gedung Dhammasala, kemudian sarapan bersama. Materi selanjutnya disampaikan oleh Ibu Theresia Hetty dengan tema “Relevansi Era Society 5.0 dengan Ajaran Buddha.” Beliau menjelaskan pentingnya menggabungkan dunia fisik dan digital secara bijak dengan berlandaskan Paññā (kebijaksanaan), Sīla (moralitas), Karunā (kasih sayang), Upekkhā (keseimbangan batin), dan Anicca (ketidakkekalan). Pesannya, “Teknologi hanyalah alat; nilai kemanusiaan dan kebijaksanaanlah yang menjadikan masa depan benar-benar cerah.”
Sesi berikutnya dibawakan oleh Bapak Bodhi dengan topik “Moderasi Intern Umat Buddha.” Ia menegaskan bahwa meskipun terdapat berbagai aliran dan kebiasaan dalam agama Buddha, semuanya tetap bersatu dalam satu ajaran Siddhattha Gotama, “cabangnya banyak tapi tetap satu pohon.”
Setelah itu, peserta mengikuti ice breaking kelompok, berkeliling Vihara, berdiskusi, dan mempresentasikan hasilnya. Kegiatan diakhiri dengan kuis pengetahuan Dhamma, dimenangkan oleh Jacqueline dan Gunananda.
Upacara penutupan dimulai dengan laporan dari Ibu Dian Nofita Sari, S.Pd., M.M., selaku ketua panitia program HPD diikuti oleh pesan penutup dari kepala sekolah dan direktur utama. Selanjutnya dilakukan pelepasan nametag oleh Nicholas dan Maureen sebagai tanda berakhirnya kegiatan. Acara ditutup dengan kesan dan pesan dari Raphael, dan pembagian sertifikat partisipasi. Seluruh rangkaian kegiatan ditutup dengan suasana penuh haru dan kebersamaan, meninggalkan kesan mendalam bagi setiap peserta yang telah menjalani dua hari penuh makna dan pembelajaran spiritual di Vihara Vipassana Graha.
Semoga kebijaksanaan dan welas asih selalu menuntun langkah kita.
Sabbe sattā bhavantu sukhitattā.
Ditulis oleh Chelsea Natasya Yudha dan Jacqueline Kevina Wijaya Cen
Komentar
Jadilah yang pertama berkomentar di sini